Film ini akan mengangkat tema Perjuangan Anak Manusia untuk meraih impiannya di tengah-tengah cobaan dan kerasnya kehidupan.
Menebus Impian adalah kisah perjuangan seorang ibu dan anak perempuannya dalam usaha mereka meraih kehidupan yang lebih baik dengan langkah awal yang banyak orang ragukan, yaitu Berani Bermimpi.
Berikut Tim Produksi dari film Menebus Impian :
Produser : Ben Subiakto (founder of Octovate Group & Million Pictures. Produser Queen Bee. Co-Partner Dapur Film)
Sutradara : Hanung Bramantyo ( Ayat-ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Get Married 1&2, Brownies, dll )
Scriptwriter : Titin Watimenna ( Mengejar Matahari, Tentang Dia, Love, The Butterfly, Badai Pasti Berlalu, dll )
Sedangkan para pemeran utama yang terlibat dalam film Menebus Impian ini adalah:
Akhirnya setelah lama vakum dan sempat diisukan bubar, band yang terbentuk karena pembuatan film berjudul sama yaitu GARASI, merilis album keduanya pada Senin siang (7/7) di Kafe Pisa-Menteng, Jakarta. Band yang digawangi oleh Fedi Nuril (gitar), Ayu Ratna (vokal), dan Aries Budiman (drum) ini mengaku memerlukan waktu dua tahun untuk proses pengerjaan album terbaru mereka yang diberi tajuk GARASI II. “Kebanyakan materi lagu kita ini baru kekumpul pas bulan puasa tahun lalu, maklum selama ini karena kesibukan masing-masing jadinya baru bisa ngumpul banget pas waktu puasa itu”, buka Fedi pada media.
Mau Donwload Album Kedua Garasi.. Silahkan Klik link Dibawah ini :
Kapanlagi.com - Gonjang-ganjing yang melanda tubuh band Garasi Band tak ayal membuat sebagian orang menganggap kalau band yang bisa dibilang fenomenal dengan beberapa lagunya ini bubar. Hengkangnya Ayu Ratna, sang vokalis awal tahun 2009 lalu merupakan salah satu faktor mengapa Garasi tenggelam begitu lama.
Kenyataan ini tak disangkal gitaris band yang terbentuk 2005 silam, Fedi Nuril saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (20/04) kemarin.
"Mungkin karena sudah lama kita nggak nongol jadi disangka bubar. Nggak bisa disalahkan juga sih. Nggak adanya sang vokalis menjadi satu sebab, tapi sekarang kita udah menemukan vokalis baru lewat audisi kemarin," aku Fedi.
Fedi pun dengan tegas menyatakan kalau Garasi akan tetap eksis di dunia permusikan tanah air dan rencananya dalam tahun ini akan segera merilis album baru mereka.
"Kemarin kita juga sempet perform di Surabaya dengan vokalis baru, dan rencananya akhir tahun ini album baru kami akan dirilis, sekarang lagi dalam proses," tutur artis kalem ini. "Jadi nantikan aja, musik kami akan tetep sama seperti Garasi yang dulu, bahkan akan lebih ok," pungkasnya. (kpl/ato/boo)
GudangEvent.com – Setelah fakum selama 2 tahun lebih, Garasi band yang lahir dari semangat dan dedikasi pada 2006 kini kembali menyapa musik Indonesia. Grup yang awal terbentuk sebuah proyek film layar lebar garapan Mira Lesmana ini semula dianggap tidak punya bakat. Namun dengan tekat dan perjuangan, mereka mampu membuktikannya kepada khalayak lewat album pertamanya dengan hits single Hilang.
Dengan digawangi Ayu (guitar dan vocal), Fedi Nuril (guitar), Aries (drum), mereka berhasil menghasilkan 2 album dan mendapatkan banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Tapi sayang, kefakuman terjadi dan kekompakan mereka hilang tak kala Ayu hengkang dari group band tersebut.
Walaupun lama tidak muncul, tak menyurutkan semangat Fedi dan Aries untuk beraksi kembali di hadapan penggemar setianya. Dengan formasi barunya Milly (vokal), Fedi (guitar), Aris (drum) dan seorang additional Webri (bass) mereka berhasil merilis album kedua dengan hits single “Ingin Kau Kembali”. Semua itu dilakukan Garasi band guna mengobati rasa rindu para penggemar setianya
Saat ditemui lewat event salah satu obat lambung, Fedi mengaku selama tidak muncul bukan berarti hilang. “Memang sengaja tidak hadir di hadapan penggemar dikarenakan sibuk menggarap video klip single terbaru. Sebenarnya sich kangen pada penggemar, tapi mau gimana lagi”, ujarnya di ruang artis.
“Kami berharap dengan formasi baru, karakter musik Garasi band saat ini beda dan masyarakat dapat menerimanya. Semua ini kami lakukan karena ingin menciptakan nuansa musik yang berbeda dari lainnya. Walaupun sebelumnya musik Garasi sudah berbeda dengan lainnya, namun kami ingin lebih memantapkan karakter yang lebih kami miliki. Semua itu kami lakukan agar bisa diterima masyarakat maupun tak kecewakan event yang diselenggarakan panitia”, tambah pria pemeran Fahri dalam film Ayat –Ayat Cinta.
“Mengenai single "Tak Ada Lagi", sebenarnya ini single religi. Semua kami kemas beda dan isinya berceritakan tentang seorang manusia yang putus asa dalam hidup. Kita juga sedang menyiapkan album ketiga, namun untuk judul albumnya masih rahasia. Mungkin masih lama ya, karena ini kan formasi baru jadi kita harus lebih hati-hati dengan pembuatan lagu di dalamnya”, jelasnya sedikit bercanda.
Tak hanya Fedi, Aries sang drummer pun angkat bicara, “dalam musik Garasi band kali ini kami lebih mengeksplorasi sound digital rock dan lebih melihat pasar industri musik di Indonesia tentunya. Komitmen yang tinggi dan rasa cinta kami terhadap musik, membuat kita semua ingin membuat sesuatu yang lebih dari pada sebelumnya”, ujarnya sembari tersenyum bangga. (rojab/foto:deny)
None Jakarta 2008, Million Sekarsari atau biasa disapa Milly, dikabarkan akan menggantikan posisi Ayu sebagai vokalis band Garasi. Ketika dimintai konfirmasi, Milly tak meyangkal tapi juga tak mengiyakan.
”Memang aku ada rencana nge-band lagi. Tapi, aku masih punya tugas-tugas Abnon (Abang-None) yang harus diselesaikan,” ucap Milly saat dihubungi Warta Kota, Jumat (1/5).
Medha Satyarengga dan Million Sekarsari dinobatkan sebagai pasangan Abang dan None Jakarta 2008. Medha adalah Abang dari Jakarta Pusat, sedang Million merupakan None dari Jakarta Barat.
Milly juga masih harus menyelesaikan tugas akhir kuliahnya yang tertunda, karena dia sempat cuti satu semester. Dia masih berstatus mahasiswa S2 jurusan jurnalistik di London School. ”Mau enggak mau, tahun depan harus lulus,” katanya.
Kini, Milly tengah sibuk menyiapkan acara pemilihan Abnon 2009, dan pada Minggu (3/5) pagi ini dia akan menjadi MC pada acara ulang tahun ke-10 Harian Warta Kota yang digelar di Museum Fatahillah, Jakarta Barat.
Milly sejak kelas 2 SMP sudah nge-band. Band pertamanya diberi nama Million. Lalu, ketika masuk dapur rekaman, nama band ini diganti menjadi Female. Entah kenapa, album band Female tak jua dirilis. ”Sampai-sampai, gitaris bandku ditarik The Rock Indonesia, dan bassist-ku lari ke band Kotak. Habis deh,” ucapnya mengenang.
Kemampuannya main band ini sempat membuat terkejut Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, di sebuah acara beberapa waktu lalu. ”Aku pernah menyanyi rock, lagu I Will Survive, di depan Pak Fauzi. Dia kaget, dan mengatakan, ‘Kok di balik keanggunan None Jakarta ternyata punya jiwa nge-rock,’” ungkap Milly.
”Rencananya, selesai kuliah, aku balik ke musik rock. Makanya, sekarang lagi getol diet nih, ngurusin badan. Kalau pakai kebaya, berat 60 kg dengan tinggi 165 cm sih bagus. Tapi kalau nyanyi rock, beratku harus diturunkan 5 kg, sesuai saran dokter,” tambahnya.
Saat didesak lagi soal Band Garasi, Milly tertawa. ”Iya, aku memang ikut audisinya. Tapi nanti lihat aja deh,” katanya. Kabarnya, formasi baru Garasi akan dipublikasikan sebelum Idul Fitri tahun ini.
Banyak prestasi diraih Milly. Tahun 2006, dia dinobatkan jadi Miss Campus London School. Dia juga berhasil memenangi Lomba Karya Tulis Mahasiswa Tingkat Kopertis di Naggroe Aceh Darussalam tahun 2007. Tahun 2008, Milly terpilih menjadi None Jakarta. Jika berhasil menjadi vokalis Garasi, Milly menyebutnya sebagai prestasi tambahan. ”Kalau jadi vokalis Garasi, aku dapat piala keempat,” ucapnya. (yus)
Garasi Band adalah trio band kelahiran akhir 2005, dengan personelnya terdiri dari Ayu Ratna (vokal, gitar), Fedi Nuril (Keyboard, Gitar) dan Aries Budiman (drum).
Tidak seperti band lain kelahiran Garasi Band ini diikuti dengan rilis film layar lebar dengan setting grup mereka. Film dengan judul GARASI itu di bawah arahan Agung Sentausa dengan produser Mira Lesmana. Selain didukung bintang akting Arie Dagienkz, Mahendra Desta dan Syaharani.
Album baru mereka diedarkan bersamaan dengan peluncuran film GARASI. Dan pemasarannya dibantu oleh musisi Indra Lesmana, Abdee Slank, dan Anang Hermansyah, serta diproduksi oleh Miles Music.
Garasi Band kembali merilis album GARASI II pada 7 Juli 2008. Namun pada album keduanya ini, tanpa disertai film layar lebar sebagaimana album pertamanya.
Diantara kesibukan promo album kedua, Garasi Band mendapatkan tawaran untuk menyumbangkan lagu untuk film fenomenal LASKAR PELANGI. Lagu bertema persahabatan ini ada di dalam album soundtrack film LASKAR PELANGI.
Di awal 2009, Garasi Band resmi berjalan tanpa kehadiran Ayu Ratna. Ayu yang selama ini berada di posisi vokal dan gitaris resmi dipecat dari Garasi Band, karena dianggap lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang grup bandnya.
Karena sampai saat ini, Garasi belum memiliki vokalis pengganti, maka untuk sementara Fedi menjadi vokalis 'dadakan' untuk pertunjukan Garasi sampai mereka menemukan penggantinya.
Aiu Ratna (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 6 Maret 1985; umur 23 tahun) adalah mantan vokalis grup band Garasi dan juga aktris. Namanya mulai dikenal sejak bermain dalam film Garasi (2006). Film itu juga menandai debut album perdana grup bandnya. Dua tahun setelah album perdana, Garasi kembali merilis album kedua bertajuk Garasi II pada 7 Juli 2008. Album yang berisi 10 lagu dan 1 bonus track mengeksplorasi sound digital rock bernada sedikit mellow,karena Garasi ingin sedikit berkompromi dgn pasar..Keterlibatan Aiu dalam Garasi berawal dari keikutsertaannya dalam audisi pencarian bakat, Indonesian Idol. Meski akhirnya tak lolos, namun kepiawaiannya memetik gitar menarik perhatian Indra Lesmana, yang kemudian meminta kakaknya, Mira Lesmana untuk mengaudisi Aiu. Bersama grup band Garasi, Aiu pernah tampil di Malaysia, India dan Jepang pada tanggal 1 November 2007. Aksi musik dengan iringan akustik ini dilakukan karena film Garasi akan diputarkan secara eksklusif di 8th NHK Asian Film Festival 2007, yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober hingga 5 November 2007. Bahkan Garasi band mendapat kesempatan wawancara secara live di TV NHK serta majalah Pop Asia.dan yg terakhir Aiu tampil di Children Film Festival (FICI) di Madrid Spain, dan di KBRI Madrid pada November 2008. tetapi pada awal january 2009 Aiu memutuskan utk berkarier sendiri, dan sedang membuat lagu dan musik sendiri dgn menggusung musik dark rock electro utk go internasional.
Mau Donwnload Foto - foto Aui Ratna Secara Life? Klik Disini
Sebuah band yang lahir dari semangat, dedikasi, dan rasa cinta terhadap musik. Apakah ini sebuah pernyataan yang klise? Tidak juga. Setidaknya bukan untuk kasus band ini.
Semua orang yang ikut terlibat dalam proses musik Garasi akan serta merta sepakat bahwa kekuatan terbesar band ini ada di energi yang menyelimutinya.
Betapa tidak, untuk membentuk band ini saja, diperlukan energi untuk mengaudisi hampir lebih dari 2000 musisi-musisi muda yang tersebar di Jakarta , Bandung dan Jogjakarta . Proses audisi yang dilakukan selama 4 bulan ini diakui sebagai satu kesulitan terbesar dalam keseluruhan persiapan film Garasi. Sebuah proses yang selektif, dan di-supervisi langsung oleh Agung Sentausa dan Mira Lesmana serta music director ternama Indonesia , Andy Ayunir.
''Kita mencari orang-orang yang selain bisa memenuhi karakter di film, juga mempunyai kemampuan di bidang musik. Terkadang kita ketemu yang udah memenuhi semua kriteria karakter, tapi main musiknya kurang oke, atau sebaliknya. Proses audisi ini sempat bikin frustasi juga, kita malah jadi bertanya-tanya, sebenernya orang yang kita cari ini ada gak sih?'' jelas Agung Sentausa sambil tertawa.
Dari sekian banyak peserta audisi, akhirnya dipilihlah Ayu Ratna (vokal dan gitar) Fedi Nuril (keyboard, gitar, dan sound programmer) serta Aries Budiman (sebagai drummer). Terpilihnya mereka, selain merupakan keinginan dari Agung, Mira dan Andy, juga atas kesepakatan mereka sendiri.
''Kami butuh keyakinan dari masing-masing calon personil Garasi, bahwa mereka punya feeling yang bagus tentang satu sama lain. Ini sangat penting untuk kebutuhan chemistry mereka nantinya'' jelas Mira Lesmana
Ketiga personil band Garasi yang sebelumnya tidak pernah bertemu ini, datang dari latar belakang dan aliran musik yang berbeda.
''Saya ingat sekali saat mempertemukan mereka untuk pertama kalinya di tahap audisi. Mereka saling memperkenalkan diri dan kemudian mulai ngobrol tentang musik. Obrolan itu berjalan agak kaku. Terlihat sekali bahwa mereka adalah individual yang sangat berbeda, datang dari latar belakang yang berbeda pula. Walaupun demikian, terasa ada good chemistry diantara mereka'' kenang Andy Ayunir.
Komitmen yang tinggi dan rasa cinta terhadap musik membuat kekakuan itu tidak berlangsung lama. Selera musik yang berbeda-beda dari para personilnya, kemudian malah memperkaya nuansa musik yang mereka ciptakan. Dalam waktu 4 bulan mereka berhasil menciptakan 6 buah lagu. Sebuah prestasi yang luar biasa, mengingat pada waktu itu mereka juga disibukkan dengan pelatihan akting, proses reading, ditambah juga keharusan untuk melakukan pemahaman dan pendalaman karakter-karakter yang akan mereka mainkan di film Garasi.
Dari sinergi proses penciptaan musik Garasi, rasa kagum itupun muncul. Kekaguman terhadap mereka kemudian bertambah, berlipat ganda, ketika mereka akhirnya merampungkan keenam lagu ciptaan mereka.'' Para personil Garasi adalah para pemusik yang luar biasa. Mereka mempunyai kemampuan teknis musik dan kemampuan menciptakan lagu yang tidak dapat diragukan lagi. musik Garasi pure milik mereka,'' tegas Andy Ayunir.
Mereka adalah pemusik-pemusik muda berbakat yang mempunyai keinginan-keinginan sederhana. Keinginan untuk terus bermusik. Di saat yang sama akan terlihat dalam film ini, kehidupan mereka sebagai anak muda biasa yang mengalami berbagai gejolak perasaan di luar musik mereka dan kemudian mempengaruhi musik mereka.
Dengan musiknya, Garasi 'berteriak' tentang keresahan, ketakutan, dan pemberontakan.
They will Rock in January 2006, don't miss it!.
Ku tak ingin siapapun tahu, Tentang semua masa laluku ini SHUT UP! Inilah diriku, Ini duniaku. Janganlah kau ganggu aku -- Diam, Garasi.
Akhir-akhir ini saya lumayan suka nonton film-film Indonesia. Hehe.. gag tau ini karena lagi trend atau karena memang film-nyah bagus?Ntah deh! Kemaren nonton Alexandria bareng anak-anak GraPhari Selecta Medan, sekaligus nraktir mereka. Nah, waktu nonton Garasi saya nonton bareng anak – anak Garaz.
Garasi The Movie adalah film tentang betapa struggle nya band-band Indie dikota kembang Bandung untuk nunjukin kepiawaiannya. Salah satunya adalah band yg namanya Garasi. Nama Garasi dicomot karena mereka biasa latihan digarasi-nya Aga.
Garasi ambil alur cerita tentang musik, persahabatan, dan cinta. It’s all about love. Dalam film yang disutradarai Agung Sentausa, Fedi bermain sebagai Aga. Dikisahkan Aga membentuk band bernama Garasi bersama Awan dan Gaia. Awan adalah sahabat Aga sejak kecil. Sedangkan Gaia ditemukan Aga ketika ia menonton penampilannya di sebuah acara. Sejak pertama melihat, Aga sudah suka dengan vokal gadis yang selalu berpenampilan gothic itu.
Ceritanya sederhana tapi acap dijumpai disekitar kita atau jangan-jangan temen-temen pernah ngalamin atau ngerasa sama nasibnya dengan band Garasi ini.sukses tidak semulus membalikkan telapak tangan.. sukses di-titi setapak demi setapakBanyak artis-artis pendukung ekot wara-wiri juga dilayar. Iwa K, anak-anak PAS Band, Ujo P-Project, Andi RiF sedang dikusuk Kikan Coklat di toko D’Lawas.
Dan kasih aplause buat Miles Films karena jeli menangkap suasanan anak band dan menghadirkannya dalam sebuah film sederhana tapi berbobot. Menurut kamu bagaimana? Eh, atau belum nonton yah?
Miles Films Productions kembali mengundang Melodia Musik selaku endorser band GARASI untuk menghadiri launching pemutaran film GARASI pada tanggal 21 Desember 2005 di Planet Hollywood, Jakarta. Ide penulisan cerita film ini berasal dari Mira Lesmana, Prima Rusdi dan Agung Sentausa (sutradara GARASI) yaitu tentang anak-anak muda yang mempunyai talent dan dedicated di musik. Karena kebutuhan akan cerita di film ini, maka dicarilah pemainnya yang juga bisa memainkan alat musik. Setelah melalui casting, mereka berhasil menemukan Ayu Ratna, Fedi Nuril dan Aries Budiman. Ayu Ratna yang berperan sebagai Gaia pernah masuk 60 besar Indonesian Idol namun tereliminasi di babak berikutnya. Atas rekomendasi Indra Lesmana selaku juri di Indonesian Idol, Ayu mengikuti casting dan ternyata vokal Ayu ‘ngeband banget’ sesuai dengan karakter Gaia yang akan diperankannya. Sedangkan Fedi Nuril yang berperan sebagai Aga bukan orang baru dalam dunia film, ia pernah bermain dalam film Mengejar Matahari dan Janji Joni. Selain itu ternyata Fedi mempunyai minat yang besar terhadap musik. Untuk pemeran Awan, Miles mencari karakter pemain yang suka musik tetapi mempunyai ciri khas berdialek Sunda dan terpilihlah Aries Budiman, drummer yang lahir dan tinggal di Sukabumi. Ia beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai Best Drummer. Ia juga sempat menjadi additional drummer untuk band Omelet. Dalam formasi band ini Ayu ‘Gaia’ Ratna bertindak sebagai vokalis sekaligus bermain gitar, Fedi ‘Aga’ Nuril bermain keyboard dan gitar sedangkan Aries ‘Awan’ Budiman menggebuk drum.
Untuk mendukung kesuksesan mereka, Melodia Musik sebagai distributor alat-alat musik hi end resmi menjadi endorser mereka dengan memberikan support berupa Guitar PRS SE Santana dan EG AWT, Drums Peace dan seperangkat Cymball Stagg dan untuk sound systemnya Carvin Legacy dan Tech 21 sangat cocok untuk aliran musik alternative electronic rock yang menjadi semangat musik mereka . Untuk mengetahui lebih banyak tentang semua instrument dan sound system ini, kunjungi websitenya Melodia musik www.melodiamusik.com.
Sekitar pukul 10.45 penonton yang terdiri dari para undangan, wartawan dan beberapa artis pendukung film ini serta tentu saja personil band GARASI dipersilahkan memasuki Studio 2. Sebelum film diputar Mira Lesmana selaku produser film membuka acara ini dengan memperkenalkan sutradara film GARASI yaitu Agung Sentausa, produser film Andy Ayunir yang dalam film ini berperan juga sebagai music director dan beberapa artis pendukung diantaranya Arie Dagienkz, Desta Club 80’s dan para personil GARASI. Tanpa banyak basa basi lagi, film segera diputar kurang lebih selama satu jam. Setelah selesai penonton bertepuk tangan sambil berteriak menyatakan kepuasannya dan berbaris keluar studio seraya menyalami Mira Lesmana dan Agung, sang sutradara.
Di luar kembali personil Garasi diserbu para wartawan untuk diinterview dan difoto. Begitu juga Mira Lesmana tak lepas dari juru foto dan wartawan. Tak ketinggalan Arie Dagienkz dan Desta Club 80’s serta David Tarigan menjadi incaran foto.
Yang membanggakan bagi crew dan para pemain GARASI bahwa film ini sudah dibeli dan siap diputar di Malaysia dalam waktu yang relatif dekat dengan pemutaran di Indonesia yaitu tanggal Februari 2006. Bagi mereka yang ingin segera menonton film ini tunggu saja tanggal 19 Januari 2006. Gak lama lagi kan...... atau kalo penasaran tentang apapun yang GARASI banget, klik aja www.garasithemovie.com.
Maraknya industri musik di tanah air semakin memacu kreativitas para musisi lokal. Melodia Musik merupakan distributor alat alat musik hi end sangat mendukung fenomena ini.Mau tahu instrument dan sound system apa saja yang ada di Melodia Musik? Anda dapat mengakses website Melodia Musik di www.melodiamusik.com. Dengan beragamnya alat musik dan berbagai merek membuat para musisi semakin selektif dan mempunyai alternative dalam memilih instrument musik. Hal ini juga memicu pihak distributor resmi alat musik menjadi endorser untuk produknya. Selain untuk promosi endorser juga membuktikan support mereka terhadap perkembangan musik di Indonesia.
Melodia menyiapkan Carvin Legacy dan Tech 21 untuk sistem suaranya sedang instrument untuk para personil GARASI yaitu Ayu ‘Gaia’ Ratna , Fedi ‘Aga’ Nuril dan Aries ‘Awan’ Budiman, memakai gitar PRS SE Santana dan EG AWT serta drums Peace dan seperangkat Cymball Stagg. Dengan musiknya GARASI meneriakkan kebebasan, keresahan, ketakutan dan pemberontakan. Suasana semakin ‘panas’ ketika GARASI membawakan lagu “Bukan” dan “Diam”. Penonton pun banyak yang ikut bergoyang mengikuti irama lagu.
Sebagai penutup acara selain foto bersama dan wawancara dua lagu GARASI diberikan gratis untuk di download melalui handphone sebagai ring tones. Mau dengerin musik dan nonton film GARASI.... tunggu deh tanggal 19 Januari 2006.
Gaia, seorang vokalis muda yang keras hati masih belum menemui band yang serasi dengannya. Dia juga dibebani rahsia peribadi masa lalu ibunya. Aga, seorang komposer muda berbakat yang tidak sehaluan visi muzik abangnya ingin membentuk sebuah band yang diinginkannya selama ini. Awan, sahabat Aga sejak kecil, pernah meninggalkan Aga untuk ke Jepun, sebelum kembali ke Bandung untuk mengejar mimpi mereka yang tertunda.
Keinginan Aga, Gaia dan Awan hanya sat: hidup dari bermain muzik. Lalu, Gaia, Aga dan Awan membentuk band bernama GARASI, dibantu kedai muzik D'Lawas yang menjadi tumpuan para pecinta muzik sejati. Dan, keunikan mereka mendapat smabutan hangat.
Populariti GARASI menyukarkan keadaan. Perasaan cinta yang muncul harus dipendam kerana keinginan mereka intuk mendahulukan muzi; persahabatan mereka diwarnai salah faham; perbalahan dengan keluarga kerap meruncingkan masalah; dan dikemuncak kekalutan itu, terjahan gossip dan tuduhan daripada masyarakat sekeliling membuat mereka terhimpit.
Ini drama biasa, bukan film tentang perjalanan sebuah band dari terbentuknya hingga keterkenalan awal mereka. Ini cerita mengenai anak muda yang berusaha menemukan jati diri dan menerima kenyataan tentang diri mereka, dengan dunia musik sebagai "set" untuk menyajikannya ke penonton.
Begitulah GARASI, film pertama Agung Sentausa, yang sebelumnya sering menyutradarai video musik dan sekali mengarahkan film televisi, yaitu Bengkel.
Dengan cerita yang dibikin bersama oleh Mira Lesmana, Prisma Rusdi, dan Agung Sentausa, film ini memasang tiga tokoh utama, para personel grup alternative electronicrock GARASI--Aga (diperani oleh Fedi Nuril), Gaia (Ayu Ratna), dan Awan (Aries Budiman). Dengan mengalami masalah, mereka, terutama Gaia, menjalani usaha menemukan jati diri dan menerima kenyataan mengenai diri mereka.
Gaia anak tunggal hasil hubungan di luar nikah, yang di negeri ini disebut anak haram. Gaia tinggal bersama ibunya, Kinar (Syaharani). Ketika menjalin hubungan dengan ayah Gaia, Kinar merupakan penyanyi latar band ayah Gaia.
Kinar kemudian diasingkan oleh orangtuanya, Tanti dan Rachmat, karena ia tak bersedia memaksa kekasih gelapnya menceraikan istrinya dan ia menolak menggugurkan kandungannya. Gaia pun tidak diakui sebagai cucu oleh kakek dan neneknya dari pihak ibunya. Sementara itu, ia tak pernah pula dikenalkan dengan ayahnya, yang sudah putus hubungan dengan ibunya.
Tinggal berdua ibunya di Bandung, dengan kehadirannya yang tidak dikehendaki oleh eyang-eyangnya, Gaia tumbuh menjadi dara remaja yang mandiri, tertutup, dan tidak mudah percaya kepada orang lain, tapi, sesungguhnya, rindu kasih sayang.
Gaia menjadi vokalis dan gitaris band bukanlah atas nama kemandirian dari segi ekonomi semata, mengingat ibunya cuma mendapat penghasilan dari membuka Salon Kinar di rumah kontrakan mereka di sebuah pemukiman padat Bandung. Bagi Gaia, musik adalah media ekspresi serta pengobat dirinya.
Masuk-keluar grup, Gaia akhirnya bertemu dengan Aga, yang ingin membuat band. Sebelumnya, Aga, di Klub Indie, Bandung, sempat menyaksikan kejadian Gaia keluar dari grup terakhirnya, karena persoalan personal salah satu rekan se-bandnya telah mengganggu wilayah kerja grupnya.
Aga dan Gaia berkenalan di d’Lawas, toko musik lama di Bandung yang dimiliki dan dijalankan oleh tiga serangkai Revi (Desta "Clubeighties"), Bison (Ari Dagienkz), dan Deden (David Tarigan).
Ketidaksengajaan mengantar mereka ke perkenalan itu. Album grup lama Guruh Gypsy, yang sebetulnya sudah berhak dimiliki oleh Gaia, oleh trio Revi-Bison-Deden diserahkan ke Aga. Pasalnya, sampai batas waktu yang dijanjikannya sendiri, Gaia tidak kunjung mengambil album tersebut. Aga berhak memilikinya karena telah memenuhi syarat yang diberlakukan oleh d’Lawas, yaitu berhasil menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan mengenai Guruh Gypsy.
Aga bersedia mengembalikan album itu kalau Gaia mau nge-jam dengan Aga dan pemain drum bernama Awan, teman Aga. Maklum, Aga sedang berusaha mendapatkan vokalis untuk band yang akan dibentuknya.
Aga berjanji, kalau sudah nge-jam, Gaia akan tetap berhak membawa pulang album Guruh Gypsy tersebut, tak peduli ia jadi atau tidak bergabung dengan Aga dan Awan.
Aga, yang gitaris, pemain keyboard, dan programmer musik, berkeinginan kuat untuk membentuk band lagi, sesudah grupnya yang terdahulu di Jakarta bubar.
Ada yang melatari keinginan keras itu. Aga telah bertekad bulat untuk segera meninggalkan padepokan seni musik tradisonal Sunda warisan ayahnya. Padepokan tersebut dikelola oleh ibunya, Tari (Jajang C Noer) dan kakaknya, Sena (Irwanda Sarumpaet). Aga sudah sumpek berperang dingin dengan Sena lantaran perbedaan aliran musik.
Keinginan kuat Aga bersambut dengan kepulangan Awan ke Bandung. Awan teman Aga sedari kanak-kanak.
Selepas SMU Awan ikut keluarganya ke Jepang, tempat ayahnya mengadu peruntungan sebagai pengusaha. Tapi, setelah berhak menentukan jalannya sendiri, pemuda yang menjunjung tinggi persahabatan dan tulus itu akhirnya kembali ke Bandung untuk mewujudkan cita-cita lamanya bersama Aga, nge-band. Sepulang ke Bandung, Awan menumpang tinggal di padepokan keluarga Aga.
Ditambah Gaia, jadilah GARASI, grup yang lahir di studio musik Aga. Aga memang menyebut studionya, "Garasi."
Seperti yang akan anda duga ketika menonton film ini, kebersamaan dalam GARASI membuat Aga dan Gaia saling jatuh cinta. Namun, Gaia, yang kapok akan pengalaman gonta-ganti band, berusaha mengingkari perasaannya terhadap Aga. Kepada Aga ia menegaskan, peristiwa mereka dua kali berciuman kilat di studio musik Aga tak pernah terjadi.
Tapi, usaha mereka untuk mematikan perasaan itu, antara lain dengan menjaga jarak, malah menyebabkan mereka uring-uringan. Mula-mula Awan menjadi korban. Aga menuduh Awan "ada apa-apa" dengan Gaia. Padahal, Awan dan Gaia dekat hanya selaku sahabat.
Korban berikutnya, keberadaan GARASI. Padahal, mereka baru mengecap keberhasilan awal, sesudah diorbitkan oleh Revi, Bison, dan Deden. Band itu berhenti berkegiatan.
Aga sendirian di sudio musiknya dan belum juga mencairkan hubungannya dengan Sena. Awan pindah tempat tinggal ke Dago dan bekerja di d’Lawas. Gaia kian menjauhkan diri dari Aga dan berupaya melepas belitan persoalan personalnya dengan Kinar dan orangtua Kinar. Apalagi, ia jadi buruan para wartawan, setelah tabloid Go Musik (Gomus) membeberkan kenyataan bahwa ia adalah anak hasil hubungan di luar nikah.
***
GARASI merupakan film yang ringan bagi anak-anak muda. Ceritanya mudah dicerna. Di mana konfliknya bermula dan berakhir, tak sulit ditebak. Karakter tokoh-tokohnya gampang dimengerti.
Namun, ada yang perlu dicatat, walaupun ada tiga tokoh utama dalam film ini, yang menjadi dominan adalah konflik Gaia. Yang kurang terasa, konflik antara Aga dengan Sena. Akting Irwanda yang terlihat canggung sebagai Sena memiliki andil atas terciptanya kekurangan itu.
GARASI juga ringan karena gambar-gambarnya tidak membuat dahi berkerut, meskipun untuk sejumlah pengambilan gambar, kamerawannya memakai pergerakan kamera yang dinamis, seperti yang biasa dipakai untuk adegan manggung dalam video musik.
Adegan-adegan berjalan kaki pun direkam dengan kamera yang sengaja dibawa sembari berjalan, sehingga gambar-gambar tampak tidak stabil. Cara itu dipilih untuk membuat film tersebut dekat dengan dunia anak muda yang dinamis sekaligus resah.
Sementara itu, dialog-dialog dalam GARASI gamblang dan dekat dengan anak muda. Ada yang mengundang tawa, seperti yang dilontarkan oleh tiga sekawan dari d’Lawas. Ada pula yang menyentil kondisi negara kita saat ini. Contohnya, ketika tiba-tiba padepokan keluarga Aga dicurigai menjadi tempat mesum dan hendak digerebek oleh sejumlah warga sekitar, Tari berujar tegas, "Kami seniman, bukan koruptor."
Masih soal pesan, film ini juga mengingatkan kepada penonton, khususnya anak muda, untuk mengenal dan menghargai para seniman lama kita dan karya-karya mereka. Lagu Guruh Gypsy dan lagu Benyamin S diperdengarkan. Dalam adegan GARASI manggung di Klub Indie, ditampilkan Keenan Nasution, salah satu personel Guruh Gypsy, datang menonton.
Hal serupa sudah dilakukan oleh Miles Films, yang memproduksi GARASI, lewat film terdahulu, Ada Apa dengan Cinta? (AAdC?), yang disutaradari oleh Rudi Soedjarwo serta dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. AAdC? mengangkat karya-karya penyair Chairil Anwar.
***
GARASI, yang ditebari musik anak muda alternative electronic rock, memang film fiksi, bukan berdasarkan cerita nyata perjalanan band bernama GARASI. Namun, grup GARASI betul-betul ada, dengan para personel Fedi, Ayu, dan Aries, bukan Aga, Gaia, dan Awan.
Asal tahu saja, demi adegan-adegan bernyanyi dan bermusik dalam film ini tampak natural, tiga tokoh utama film ini diperani oleh mereka yang memang bisa menyanyi dan main musik, di samping berakting.
Dari kasting yang diadakan selama empat bulan di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta oleh Miles Films, terpilihlah Fedi, Ayu, dan Aries. Mereka terjaring dari dua ribuan peserta.
Berperan sebagai anak-anak band, mereka tentu beradegan menyanyi dan bermain musik. Namun, untuk berakting, mereka tak cuma pura-pura bisa menyanyi dan bermain musik. Mereka betul-betul bisa melakukan itu.
Fedi dengan gitar dan keyboard. Ayu, yang peserta Indonesian Idol 2005 sampai babak 60 besar, memiliki vokal bagus serta bisa main gitar dan mencipta lagu. Aries, yang menjuarai sejumlah kontes drummer, terakhir adalah additional drummer grup Omelet.
Tak mengherankan, adegan-adegan bernyanyi dan bermmusik dalam film ini kelihatan natural.
Di samping kebisaan tersebut, mereka harus mengikuti selama enam bulan workshop musik dari Andy Ayunir, yang menangani musik untuk film ini. Dalam workshop tersebut mereka harus mencipta sejumlah lagu dengan bantuan Andy.
Enam dari delapan lagu mereka dipakai untuk film ini. Sebut saja, Hilang dan Bukan. Ditambah dua lagu lagi, juga lagu-lagu mereka, jadilah album soundtrack film ini, yang diproduksi oleh Miles Music dan dirilis pada 9 Januari lalu. Andy bertindak sebagai produser musik album itu.
Mira Lesmana, pemimpin Miles Films dan Miles Music, memang merancang untuk membuat film ini lengkap dengan album soundtrack-nya.
Sebagai grup yang dibentuk dengan cepat, GARASI terbilang solid dan rapi dalam bermusik. Tapi, di lain sisi, Eka D Sitorus, yang memberi workshop akting, tak sia-sia. Ayu dan Aries, yang new kids dalam dunia akting, bermain lumayan menjanjikan.
Film ini akan diputar di gedung-gedung bioskop Tanah Air mulai 19 Januari mendatang.
Film ini menceritakan tentang kisah tiga orang remaja yang hidup dari bermain musik. Mereka membentuk Band yang bernama Garasi dan membawakan lagu-lagu yang unik. Namun diluar kekompakan mereka dalam bermusik, tersimpan berbagai macam konflik antar mereka mulai dari kesalahpahaman, pertentangan dengan keluarga serta gosip dan tuduhan negatif dari masyarakat sekitarnya. Disinilah mereka diuji untuk menunjukkan jati diri dan kekompakan grup mereka.
“Garasi”Toleransi Kasih Sayang, Persahabatan dan Cinta
Oleh Bobby Gunawan Wijaya
Jakarta – Garasi bukanlah film musikal, tetapi memang pantas dibilang sebagai film drama kaum muda yang bergelimang nafsu mencari jati diri. Namun di balik itu, film Garasi yang disutradarai Agung Sentausa ini menggalang penghormatan tinggi pada insan musik Indonesia. Lagi pula berkesan tidak ngarang, karena sosok pemeran utama Ayu Ratna sebagai Gaia dan Fedi Nuril (Aga) mewakili sebagian watak pemusik anak muda kelas menengah, yang menghargai karya musik para pendahulunya.
Gaia adalah gitaris dan vokalis sekaligus komposer muda berpotensi.Dia layak menjadi gambaran pebakat musik yang lumayan banyak di negeri ini. Bakat besarnya menurun dari ayah dan ibunya yang instrumentalis dan vokalis. Gadis muda ini meski tingkatannya sudah terampil, akan tetapi tetap gandrung dengan kejayaan musik kolaborasi dari Guruh Sukarno Putra dan grup band Gipsy di masa lalu.
Dia rela melakukan “pertaruhan bergengsi” supaya bisa merebut kembali kaset Guruh/Gipsy yang telah dikuasai Aga. Sebaliknya, Aga bersedia menyerahkan referensi musik bernilai histori itu, dengan syarat Gaia harus mampu membawakan musik dan lirik ciptaan sendiri ke padepokannya.
Tanpa disadari Gaia, ternyata Aga menyimpan maksud merekrutnya sebagai pelengkap formasi band bernama Garasi. Aga memang menyimpan ambisi untuk menyalurkan konsep karya musik alternative electronic rock sejak lama. Ketika rekan karibnya, drumer Awan (diperankan Aries Budiman) “minggat” dari studinya di Jepang dan berkumpul kembali di Bandung. Maka tingkat ambisinya itu memuncak lagi. Namun, harus ada satu orang (personel) lagi yang harus mampu melengkapkan lagu-lagu kreatifnya.
Kemudian Gaia terbilang cocok masuk di Garasi. Tentu penilaian Aga memang tepat dan benar. Apalagi, Gaia tengah terombang-ambing dalam kerinduan bergabung di grup band yang berdedikasi tinggi. Gaia terbilang telah mencapai titik jenuh ke luar masuk berbagai band. Kalau pun ada ajakan bergabung lagi, ia bersedia hanya karena kecintaannya yang sangat mendalam pada dunia musik.
Kebetulan memang, keinginan utama Gaia, Aga dan Awan hanya satu: hidup dari bermain musik! Maka mereka pun bergabung untuk mempertebal kekompakan dan saling mendukung dalam penciptaan lagu.
Semangat bermusik Garasi yang inovatif, begitu beruntung mendapat peluang kemajuan dari toko musik D’Lawas (Revi, Bison dan Deden). Para pecinta musik sejati yang berpengetahuan luas, memiliki obsesi dan berapresiasi besar itu ternyata bukan sekadar penjual informasi sejarah musik. Ya, berkat kesamaan visi dalam dunia musik, D’Lawas berhasil membuka kesempatan buat Garasi merekam sekaligus memasarkan lagu-lagunya.
Mereka juga ikut bergembira ketika kemudian Garasi mendapatkan sambutan hangat dari kalangan publik muda. Garasi (Gaia, Aga, Awan) terbilang mulus menembus kegemilangan di tangga hits radio dan pentas konser di hadapan penggemarnya.
Persoalan kendala awal Garasi dalam menggapai industri musik juga ternilai enteng, karena ada Awan yang menyimpan “dana segar” untuk langsung masuk dapur rekaman. Lagi pula mereka mendapat dukungan penuh dari D’Lawas yang antusias terhadap ide cemerlang musik Garasi.
NuraniOrangMudaBisa dibilang, Garasi yang bukan berprinsip film musikal, secara enteng menghindarkan Gaia, Aga dan Awan dari (kemungkinan) cegatan para manajer atau direktur A&R (Artist & Repertoire) hingga produser rekaman yang “membunuh” denganalasanaudisi.Sebaliknya, film layar lebar keenam yang diproduksi Miles Films ini menggiring keharuan penonton pada problema nurani orang muda. Tentang bagaimana menjaga nilai persahabatan, mengungkap perasaan cinta di antara tiga serangkai Garasi (Gaia, Aga dan Awan). Selain itu ada ganjalan persoalan dua kakak beradik, Aga dan Sena (Irwanda Sarumpaet) yang berbeda gagasan dalam berkesenian.
Paling getir dari segalanya adalah permasalahan Gaia yang bernilai sangat privasi. Gejolak inti dari drama Garasi memang digenggam penokohan Gaia yang berorangtua tunggal, Kinar (Syaharani). Patut dimengerti pula kenapa Gaia memiliki jiwa pemberontak, karena dia “ditinggalkan” ayah yang tanpa status pernikahan resmi, dan kehadirannya di dunia tidak diinginkan eyangnya (Niniek L Karim).
Sebagai anak di luar nikah yang bocor sampai ke tabloid gosip, sekaligus menjadi sumber penghancur segala kebahagiaan Gaia, dia merasakan kehilangan segalanya. Terlebih pada totalitasnya bermusik yang tiba-tiba ambruk.
Persahabatan tulus bersama Awan terhenti secara mendadak. Paling menyedihkan, tentu saja kesulitannya menghentikan denyut gejolak asmara (kepada Aga) yang telanjurberdetakdilubukhatinya. Kasus terbongkarnya rahasia kehidupan Gaia, menjadi puncak keharuan sekaligus jadi titik balik dari suatu makna kasih sayang ibu dan anak (Kinar dan Gaia) serta jalinan persaudaraan kekal Aga dan Sena, persahabatan dan kekompakan para personel Garasi, hingga percintaan sepenuh hati antara Gaia dan Aga. Secara menarik, Garasi memenuhi kehendaknya menyajikan tema film baru di Indonesia dengan problema kehidupan anak muda ngeband. Lebih dari itu, film Garasi bukan sekadar menyuguhkan Ayu, Fedi dan Aries berakting, karena mereka sungguh
sungguhberperansebagaipemainband. Pencarian talenta untuk Garasi terbilang tepat, karena Fedi (yang sebelum ini membintangi Mengejar Matahari dan Janji Joni) memiliki minat yang demikian besar terhadap musik. Ayu tercatat sebagai kontestan Indonesian Idol 2005 yang tereliminasi lantaran sakit, dan Aries sempat jadi additional drummer Omelet. Lagi pula ada music director setangguh Andy Ayunir di belakang semua ini.